Rabu, 17 Juni 2015

Kegiatan Sosial di Pemukiman Sekitar Rel Kereta Api Stasiun Malang

Kegiatan Sosial di Pemukiman Sekitar Rel Kereta Api Stasiun Malang

Kami dari kelompok 5 telah melakukan observasi pemukiman di daerah sekitar stasiun rel kereta api desa Klojen Malang. yaitu dengan mengkaji kegiatan sosial di pemukiman padat sekitar rel kereta api.

Kelompok 5

Di daerah pemukiman padat sekitar rel kereta stasiun Malang ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Dahulu memang tidak sepadat saat ini, tetapi lama-kelamaan banyak penduduk yang bertempat tinggal disana. Meskipun berbahaya karena merupakan tepian di jalur kereta api, penduduk setempat terlihat nyaman bertempat tinggal di sekitar rel. Kenyamanan tersebut lahir dari kerukunan antar warga atau penduduk setempat.

Pemukiman Padat dan Bersih di Sekitar Rel

Terlihat tingkat sosialnya di daerah tersebut sangat tinggi. Dengan mengadakan berbagai macam kegiatan untuk mengisi waktu luang dengan tetap mengutamakan musyawarah dan diskusi bersama. Baik dengan kegiatan bagi ibu-ibu, bapak-bapak bahkan dari anak-anak kebersamaannya tetap terjaga. 

Kebersamaan Penduduk

Selain itu kegiatan sosial yang dilakukan oleh penduduk setempat ada bermacam-macam yaitu kegiatan ibu pkk, arisan dari bapak-bapak yang dilakukan sebulan sekali, kerja bakti, dan sebagainya. Dari setiap kegiatan sosial ini memberikan manfaat terhadap tiap warga maupun lingkungannya. Dengan adanya kegiatan ibu pkk, terdapat program untuk menanam TOGA (Tanaman Obat Keluarga) disetiap depan rumah yang nantinya tanaman toga ini juga dapat digunakan untuk kebutuhan warga setempat. Kegiatan arisan bapak-bapak dilakukan yaitu agar menjaga kerukunan, bisa dikatakan juga dengan menabung. Dan kegiatan arisan ini yang biasa dilakukan oleh perempuan dilakukan berbeda yaitu oleh lelaki. Selanjutnya adalah kerja bakti, yaitu membuktikan bahwa pemukiman disekitar rel kereta api tidak selalu kotor, mereka membuktikan bahwa pemukiman mereka disekitar rel kereta api bersih. Memang terdapat beberapa sisi yang masih kotor dan kurang tersentuh oleh warga saat membersihkan karena yang lingkugan yang kotor tersebut yaitu halaman belakang rumah atau membelakangi rel, sedangkan yang lingkungan yang bersih merupakan rumah penduduk yang halaman depan menghadap ke rel.

Pemukiman Bersih

Pemukiman Kotor

Tanaman TOGA

Pada sore hari juga anak-anak bermain di sekitar rel dengan bapak-bapak dan ibu mengamati dari halaman rumah mereka, ada juga yang ikut bermain. Selain itu ada juga bapak bapak yang berkumpul membuat batu akik, jadi terlihat kerukunan diantara mereka sangat erat.
Kegiatan di Sore Hari

Membuat Kerajinan Batu Akik
Dengan kegiatan sosial di tempat pinggiran rel kereta api, mereka sudah merasa nyaman menetap disana dengan menjaga kebersamaan mereka meskipun fasilitas-fasilitas yang disediakan pemerintah kurang memadai. Untuk itu kita bisa belajar dari mereka mengenai kebersamaan dengan menerapkan kegiatan sosial di pemukiman padat di sekitar stasiun rel kereta api Klojen Malang.

Sabtu, 13 Juni 2015

Sejarah Pantai Pulau Sempu

Sejarah Pantai Pulau Sempu

Peta Pulau Sempu

Pulau Sempu adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa secara administratif berada di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pulau yang ditumbuhi pepohonan tropis seluas 877 hektar ini adalah cagar alam yang di kelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA) dan Departemen Kehutanan Indonesia. Secara geografis, Pulau Sempu terletak di antara 112° 40′ 45″ - 112° 42′ 45″ bujur timur dan 8° 27′ 24″ - 8° 24′ 54″ lintang selatan. Pulau itu memiliki luas sekitar 877 hektare, berbatasan dengan Selat Sempu (Sendang Biru) dan dikepung Samudera Indonesia di sisi selatan, Timur dan Barat.

Nama Sempu dikatakan diambil dari nama salah satu jenis pohon yang ditemukan di pulau itu, namun pohon tersebut hampir sulit ditemukan saat ini. Secara resmi tempat ini diakui sebagai cagar alam sejak 1928 pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Penetapan Pulau Sempu sebagai cagar alam juga ada dalam Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan RI Nomor: 417/Kpts-II/1999 tertanggal 15 Juni 1999. Waktu zaman Belanda dulu itu, pertimbangan utama kenapa Pulau Sempu dijadiin cagar alam adalah karena saat itu, bahkan saat ini semakin parah, banyak pulau di Jawa yang telah dijadikan hutan produksi jati dan tanam paksa. Karena orang Belanda selalu berpikir demi kemanfaatan beberapa ratus ke depan. Tapi yang pasti penetapan Pulau Sempu sebagai cagar alam bukan perkara sepele.



Pantai Sendang Biru

Sebelumnya Pulau Sempu bukanlah merupakan destinasi wisata populer. Banyak orang yang lebih paham dan mengunjungi Wana Wisata Sendang Biru yang dikelola oleh Perhutani Malang. Sebelum tahun 1998, seluruh cagar alam, termasuk Pulau Sempu, dijaga ketat oleh militer, sehingga relatif aman dari campur tangan manusia, terlebih lagi turis.

Pengunjung di Pesisir Pantai Pulau Sempu

Akhir-akhir ini kondisi Pulau Sempu semakin memprihatinkan. Banyak pengunjung Wana Wisata Sendang Biru yang menganggap bahwa Pulau Sempu adalah bagian dari Wana Wisata Sendang Biru. Mereka berpikir bahwa dengan membeli tiket  Wana Wisata Sendang Biru juga berarti bahwa mereka berhak mengunjungi Pulau Sempu, padahal tidak sama sekali. Akhirnya, keindahan Pulau Sempu mulai menyebar dari mulut ke mulut yang diperparah dengan tulisan traveler yang pernah kesana dan seolah mengajak untuk ikut serta. Tidak ketinggalan travel agent yang kemudian menjual paket wisata ke Pulau Sempu. Media pun sontak memberitakannya sebagai “surga” di Jawa Timur. Ya benar. Surga yang telah dirusak dan dimasuki dengan ilegal.


Hutan di Pulau Sempu



Cagar alam yang semestinya menjadi tempat perkembangan ekosistem unik yang harus berlangsung secara alami, berubah menjadi destinasi wisata baru yang sangat menggiurkan bagi para pebisnis. Hebatnya, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  turut promosikan Pulau Sempu sebagai destinasi wisata, bukan cagar alam. Pulau Sempu memiliki berbagai jenis ekosistem mulai dari hutan pantai, hutan bakau, dan hutan tropis dataran rendah yang mendominasi seluruh pulau. Vegetasi yang ditemukan di Pulau Sempu diantaranya adalah bendo (Artocarpus elasticus), triwulan (Terminalia), wadang (Pterocarpus javanicus), ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus), pandan (Pandanus tectorius), Mangrove (Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata), dan banyak lagi. Dengan dijadikannya wisata, maka dari itu jenis pohon yang ditemukan di dipulau itu yang dinamakan pohon sempu hampir sulit ditemukan saat ini.